PAKAIAN ADAT BALI

1.Pakaian Adat Bali untuk Pria

Ikat Kepala atau Udeng

ikat kepala pakaian adat bali
Udeng merupakan sebuah atribut berupa ikat kepala yang sering dipakai oleh kaum lelaki di Bali. Selain berfungsi sebagai penutup kepala yang berbahan kain dan perlengkapan yang satu ini juga sering dipakai saat pelaksanaan ibadah serta beberapa kegiatan sehari-hari masyarakat Bali.

Udeng yang paling sering digunakan pada saat acara keagamaan yaitu berwarna putih. Sedangkan untuk udeng kerap dipakai sehari-hari yakni yang terdapat motif batik pada permukaan kainnya.
Dengan memiliki model udeng yang unik dan adanya simpul pada bagian tengah, hal ini melambangkan bahwa penggunanya patut memiliki pikiran yang jernih dan memfokuskan pikirannya saat kegiatan beribadah berlangsung.


Kain Kamen

pakaian adat bali untuk laki laki
Pakaian adat bali yang satu ini merupakan sebuah kain yang digunakan sebagai pengganti celana pada umumnya. Perlu kalian ketahui bahwa sebenarnya untuk pakaian adat di bali tidak menggunakan celana seperti, melainkan dengan kain kamen tersebut sebagai penggantinya.
Pada umumnya kain kamen yang sering dipakai sebagai pengganti celana tersebut memiliki ukuran panjang 2 meter dan lebar 1 meter. Untuk pemakaiannya, biasanya diikatkan pada pinggang dengan cara melingkar dan dimulai dari kiri ke kanan. Adapun simbol dari ikatan tersebut yakni Dharma.
Selain itu penggunaan pada bagian bawah biasanya harus satu jengkal dari telapak kaki dan dibarengi dengan bentuk yang lancip pada ujungnya yang menghadap kebawah, sampai menyentuh dengan tanah. Hal ini memiliki arti yaitu sebagai bentuk penghormatan kepada ibu pertiwi.


Baju Adat Bali



Sabuk

Selain ikat kepala dan baju adat, atribut lainnya pada pakaian adat bali juga menggunakan sabuk dan berbagai perhiasan lainnya. Kemudian ada juga selendang kecil yang berwarna kuning juga dikenakan sebagai pelengkap serta penguat kamen dan saput. Model ikatan yang sering digunakan yaitu dengan memakai sampul hidup dan ditempatkan dibagian sebelah kanan.
Dengan model ikatan yang seperti itu juga memiliki makna tersendiri. Salah satunya yaitu bahwasannya pria Bali mampu mengontrol segala sesuatu hal yang buruk dalam kehidupannya.  Selain itu pakaian adat bali untuk pria juga sering dipakai pada acara tertentu seperti perkawinan yang biasanya juga dilengkapi atribut lainnya yakni keris, jas, kemeja dan alas kaki tertentu.

Saput (Kampuh)

atribut pakaian adat bali
Saput atau kampuh adalah sebuah kain yang digunakan pada bagian bawah yang dikenakan setelah kamen. Adapun pada penggunaannya yaitu dengan cara saput diikatkan pada pinggang dengan berputar berlawanan arah jarum jam. Dibalik penggunaan yang seperti ini ternyata juga memiliki arti, yaitu untuk menyembunyikan lekuk tubuh serta urat. Selain itu kain penutup ini juga sangat tidak jarang dipakai disaat ada kegiatan ibadah atau acara pernikahan.






baju pakaian adat bali


 sumber:https://balubu.com/pakaian-adat-bali/

Pakaian Adat Bali Pria Yang pertama, mari kita bahas tentang pakaian adat Bali pria. Secara umum para pria Bali mengenakan pakaian yang terdiri dari beberapa aksesoris yang di antaranya ikat kepala (udeng), baju, kamen, kampuh (saput), serta selendang pengikat (umpal). a. Udeng (Ikat Kepala) Salah satu yang khas dari pakaian adat pria Bali adalah adanya perlengkapan udeng. Udeng adalah sebuah penutup kepala dari kain yang digunakan untuk ibadah dan untuk aktivitas sehari-hari. Untuk ibadah dan acara keagamaan, udeng yang digunakan adalah udeng putih, sementara untuk aktivitas sehari-hari udeng yang digunakan adalah udeng bermotif batik. Bentuk udeng yang unik dengan adanya simpul di bagian tengah depan menyimbolkan bahwa pemakainya harus dapat berpikir jernih dan memusatkan pikiran saat beribadah. Pakaian Adat Bali Pria Udeng b. Baju Baju atau atasan yang digunakan dalam perlengkapan pakaian adat Bali adalah sebuah baju tertutup yang modelnya nyaris mirip baju safari. Kendati begitu, pada prinsipnya baju yang dipakai tidak memiliki aturan khusus, yang penting rapi, bersih, dan sopan. Pakaian Adat Bali anak anak c. Kamen Pria bali tidak menggunakan celana sebagai bawahan. Fungsi celana diganti dengan kamen atau kain sepanjang 2 meter dan lebar 1 meter. Kain ini diikatkan di pinggang melingkar dari kiri ke kanan. Ikatan tersebut melambangkan darma, sementara pemakaian yang tepi bawahnya harus sejengkal dari telapak kaki disertai ujung lancip yang menghadap ke bawah menyentuh tanah melambangkan bentuk penghormatan pada ibu pertiwi. d. Saput (Kampuh) Setelah kamen dipakai, ada 1 lagi kain penutup bagian bawah yang harus dikenakan. Kain tersebut bernama saput atau kampuh. Saput diikatkan di pinggang secara melingkar berlawanan arah jarum jam. Saput merupakain kain berdesain klasik yang lebih sering dipakai saat ibadah atau acara keagamaan. Tujuan penggunaannya adalah untuk menutupi lekuk tubuh dan aurat. e. Umpal (Selendang Pengikat) Untuk menguatkan kamen dan saput, digunakan selendang kecil berwarna kuning yang bernama umpal. Ikatan yang digunakan adalah ikatan dengan simpul hidup yang diletakan di sebelah kanan. Cara mengikat ini mengandung arti bahwa pria bali harus dapat mengendalikan semua hal buruk dari segala aktivitasnya. Pada acara tertentu seperti pernikahan, pakaian adat Bali untuk pria juga dilengkapi dengan aksesoris lainnya seperti keris, baju kemeja, jas, serta alas kaki. Pakaian Adat Pengantin Bali 2. Pakaian Adat Bali Wanita Sama dengan pakaian adat Bali pria, pakaian adat Bali wanita juga sarat dengan nilai-nilai filosofis keagamaan. Pakaian tersebut terdiri atas beberapa aksesoris yaitu kebaya, kamen, senteng atau selendang, bulang pasang, sanggul, dan bunga sebagai penghias rambut. a. Kebaya Atasan yang digunakan pada pakaian perempuan adat Bali adalah kebaya dengan motif sederhana dan warna cerah. Pemilihan kebaya dinilai dapat menonjolkan sisi kecantikan dan keanggunan wanita Bali. Adapun dalam keperluan ibadah, kebaya yang digunakan haruslah sopan dari sisi desain, rapi dan bersih.

Sumber: http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/08/pakaian-adat-bali-pria-wanita.html
Disalin dari Blog Adat Tradisional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar